- Back to Home »
- Articles »
- FEAR
Posted by : Unknown
Saturday, December 14, 2013
False Evidence
Appearing Right
"Fear"
atau rasa takut adalah hal normal yang dimiliki oleh semua orang. Waktu kecil,
mungkin kita hanya takut dengan suara - suara seram atau mungkin kita hanya
takut bila dijatuhkan saat digendong. Sering kali ketakutan - ketakutan
tersebut terus terjadi bahkan saat kita dewasa sekalipun. Yang kumaksud takut
disini bukan takut seperti waktu kita kecil, melainkan takut membuat kesalahan,
takut mencoba, takut membuat komitmen, bahkan takut menjadi orang sukses.
Ketakutan adalah bukti semu yang tampak nyata. Ketakutan hanyalah sebuah ilusi
yang melekat negatif di dalam pikiran kita.
Disisi
lain, ketakutan yang kita rasakan bisa jadi merupakan sebuah anugerah.
Ketakutan premordial kita seperti takut akan petir, takur api dan lain
sebagainya menjadikan kita memiliki armor untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu,
bersyukurlah atas ketakutan yang Allah berikan pada kita. Namun, jangan biarkan
ketakutan itu terus - menerus melanda dirimu atau bahkan "memilkimu".
Nelson Mandela berkata bahwasanya orang yang berani bukanlah orang yang tidak
memiliki rasa takut dalam hidupnya melainkan orang yang berhasil mengatasi
ketakutan yang dia miliki.
Mengalahkan
rasa takut dalam dirimu akan membuat dirimu menjadi lebih percaya diri dan
tentunya lebih berani melangkah maju demi masa depanmu. Jangan pernah biarkan
ombak dan badai menghalangimu saat kau berusaha menyebrangi samudera
kehidupanmu.
"Sebuah kapal di pelabuhan akan aman, tapi
bukan itu tujuan kapal diciptakan".
Kapal diciptakan untuk membantu manusia menerjanga
samudera. Begitu juga dengan manusia, manusia diciptakan bukan untuk lari dari
kenyataan, bukan untuk takut dan menghindar dari masalah. Manusia diciptakan
untuk mengatasi semua masalah yang ia miliki dengan keyakinan bahwa selama kita
bisa mengatasi rasa takut dalam diri kita, maka semuanya akan baik - baik saja.
Sulit
dibayangkan orang setenar dan sehandal Michael Jordan merasa takut. Namun,
dalam sambutannya di NBA Hall of Fame, Jordan secara terbuka bercerita tentang
bagaimana ketakutannya sering memberikannya dorongan untuk menjadi atlet
terbaik. Di pengujung sambutan ia berkata "Suatu hari, mungkin kalian akan
menontonku bertanding padahal umurku sudah lima puluh tahun. Oh, jangan tertawa
dulu. Jangan pernah katakan tidak mungkin. Karena batasan sama halnya dengan
rasa takut, sering hanyalah sebuah ilusi." (Life Without Limits, Vujicic,
Nick)
So,
apalagi yang harus kita takutkan. Kita hanya patut takut kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Selain kepadanya, kita tidak perlu takut. Kita hanya perlu menghormati dan
menghargai semuanya. Saat kita berhasil mengatasi ketakutan kita terhadap
sesuatu yang menerjang perjalanan kita disaat itulah kita bertambah dewasa.
Terlebih lagi, jangan pernah takut akan hal yang belum pasti terjadi. Jangan
pernah katakan "bagaimana kalau?" tapi coba katakan "mengapa
tidak". Jangan pernah takut berpisah dengan sahabat, bercerai dengan istri
ataupun putus dengan pacar. Ingat pertemuan adalah langkah awal menuju
perpisahan, perkawinan adalah langkah awal menuju perceraian, dan berpacaran
adalah langkah awal menuju putus. Jadi, yang perlu kalian lakukan bukan
bagaimana kalau berpisah, bercerai ataupun putus , tapi
mengapa tidak kita berpisah ?
mengapa tidak kita bercerai ?
mengapa tidak kita putus ?
toh suatu saat kita pasti akan berpisah, suatu
saat kita pasti akan bercerai, suatu saat kita pasti akan putus . Tapi kapan ?
itu semua tergantung kita dalam mempertahankannya.
Bisa saja pertemanan kita pisah karena kita sudah
berpacaran. Lalu hubungan pacar kita diputuskan karena kita sudah menikah dan
pernikahan kita diceraikan oleh batu nisan. Itu semua tergantung kita. Jadi,
mulai sekarang "KEEP TRYING" dan Jangan biarkan ketakutan
"fear" menguasai kita karena fear hanyalah False Evidence Apperaring
Right.