- Back to Home »
- Laporan dan makalah »
- Tugas 9 Sosum
Posted by : Unknown
Saturday, December 14, 2013
Praktikum ke :
9 Hari Tanggal : Rabu, 27 Nopember 2013
Mata Kuliah :
Sosiologi Umum Ruangan : CCR 2.16
TERJADINYA PEMUSATAN KEKUASAAN
Catatan untuk Bachrudin Martosukarto
Oleh Sulardi
PENGGULINGAN KEKUASAAN: ANTARA ORLA DAN ORBA
Oleh Panji Semirang
SAMPANG DAN TRADISI PERLAWANAN
Oleh Anwar Hudijono
Achmad
Wahyu Wildan F34130045
Nama
Asisten : Kasfy Allama (I34100107)
Resume I
Bangsa Indonesia menjalani kehidupan politik yang otoriter
dengan pemusatan kekuasaan pada presiden. Hal ini dimulai dari zaman kekuasaan
Orde Lama yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Pemusatan kekuasaan ini terjadi
akibat tidak berjalannya demokratisasi. Hal ini terlihat dari penyusunan
konstitusi yang cenderung menitikberatkan segala kekuasaan pada presiden.
Salah satu contoh dari penyimpangan ini adalah dengan adanya maklumat Presiden No
1 tahun 1946 yang menjadi landasan bagi presiden untuk mengambil alih kekuasaan
pemerintahan sepenuhnya dan yang lebih parah lagi
adalah dengan adanya TAP MPRS yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden
seumur hidup.
Kemudian pemerintahan Indonesia pun diganti dengan
pemerintahan Orde Baru, yang sebenarnya kurang demokratis dibandingkan Orde Lama. Pada masa ini terjadi doktrin bahwa apa yang
dikatakan pemerintah adalah selalu benar adanya. Karenanya, DPR pun, yang
seharusnya mampu menyalurkan aspirasi rakyat, dijadikan sebagai sebuah badan
yang ompong sehingga kekuasaan presiden pun semakin besar.
Jalan keluar yang dapat diambil untuk menyelesaikan
masalah ini adalah dengan melakukan reformasi politik. Caranya yaitu dengan
mencabut undang-undang yang jelas-jelas menghambat jalannya demokratisasi dan
cenderung memusatkan kekuasaan pada presiden
Resume 2
Orde
lama adalah masa pemerintahan Ir. Soekarno sementara orde baru adalah masa kepemimpinan
Soeharto. Dalam
pergantian dari Orla ke Orba ini terjadi pertumbahan darah
yang dilakukan oleh PKI. Namun, ternyata Orba masih saja belum sesuai dengan konsep demokrasi yang
diinginkan rakyat. Untuk itulah, pada tahun 1998 terjadi demo besar-besaran
yang dilakukan oleh mahasiswa seluruh Indonesia untuk menuntut perubahan menuju
pemerintahan reformasi. Dalam proses pergantian Orba ke reformasi ini juga
terjadi pertumpahan darah yang dialami oleh para mahasiswa dari Universitas
Trisakti.
Terdapat
persamaan dalam dua proses pergantian kekuasaan ini, yaitu keduanya terjadi
akibat adanya rasa tidak suka terhadap presiden yang diangap terlalu berkuasa.
Sedangkan perbedaanya, yang pertama adalah pada pergantian Orla menuju Orba
marinir ada bersama para pendemo, namun pada pergantian Orba menuju reformasi
militer tidak berdiri untuk mendukung para pendemo. Yang kedua, pada demo 1998
media massa sangat berperan dalam menyebarkan berita saat demo berlangsung,
suatu hal yang tidak dapat ditemukan pada demo pergantian Orla. Yang terakhir,
perbedaannya terletak pada jumlah korban. Terdapat banyak bukti bahwa pada demo
1998 terjadi penculikan, penembakan, dan kerusuhan, sehingga jumlah korban jiwa
jauh lebih banyak daripada saat pergantian Orla.
Resume 3
Kaku dan keras adalah ciri dari
masyarakat Sampang (Madura). Mereka menjadi terkenal karena aksi-aksi heroik mereka dalam menentang
kezaliman pemerintah. Contohnya adalah aksi mereka pada tahun 1993, ketika para
petani miskin maju menerjang peluru aparat militer untuk memperjuangkan hak-hak
dan martabat mereka atas tanah yang akan dijadikan waduk. Peristiwa tersebut
kemudian lebih dikenal dengan sebutan Tragedi Nipah.
Kisah heroik mereka tidak sampai situ saja. Pada tahun
1997 masyarakat Sampang bergolak menentang hasil pemilu karena dinilai tidak
jujur dan tidak adil, penuh kecurangan dan rekayasa untuk memenangkan Golkar,
partainya para penguasa.
Rupanya
perlawanan sepertinya memang sudah menjadi ornamen kultural masyarakat Sampang
sejak lama. Ketika marak terjadi penggarapan partai-partai politik untuk
memenangkan Golkar dalam pemilu 1971, Sampang dijadikan sebagai basis Nahdlatul
Ulama (NU) dalam melakukan perlawanan terhadap Golkar. Usaha itu membuahkan
hasil
yang membuat NU mendapatkan kursi lebih banyak daripada
Golkar. Sampai rezim Orde Baru runtuh, Sampang dikenal sebagai
daerah yang sulit “ditaklukkan”. Mereka mampu dan mau melawan rezim pemerintah
dengan semangat dan stamina yang sangat tinggi.
Analisis
1. Berdasarkan
bacaan 2 dan 3 hubungan antara elite penguasa dan monopoli terhadap kekuasaan
sosial merujuk pada pandangan Horton dan Hunt 1996 negara dikuasai oleh
golongan - golongan elit seperti pejabat pemerintahan. Dalam bacaan 2 presiden
yang menguasai negara sehingga presidenlah yang mendominasi dan menguasai
negara sementara pada bacaan 3 yang menguasai adalah partai politik yang
menggunakan kemampuan rakyat dan mengatasnamakan rakyat untuk bisa menduduki
kursi jabatan
2. Pada bacaan
1 terjadi monopoli kekuasaan akibat demokrasi yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya sehingga yang dihasilkan adalah ketamakan yang berdasarkan sifat
alamiahnya yaitu cenderung memikirkan dan menyelamatkan dirinya, bukan
ketersediaan untuk menolong dan membela orang lain. Pada masa orde baru elit
politik menggunakan demokrasi merayu rakyat tetapi setelah menang dan
memepertahankan keukasaan, jarang ada kepentingan rakyat yang diperjuangkan
elit politik.
Kalimat
pendukungnya adalah " terjadinya pemusatan kekuasaan berpangkal pada
demokratisasi yang tidak berjalan."